Sultan Abdurrahman




Sebagai pengganti Panembahan Sumolo dalam meneruskan tahta pemerintahan Sumenep adalah Sultan Abdurrahman. Sultan Abdurrahman memerintah Sumenep antara tahun 1811-1854 M. Pelantikan Sultan Abdurrahman sebagai adipati Sumenep dilakukan oleh Inggris. Karena pada waktu itu, seluruh jajahan  Belanda direbut Inggris. Banyak upaya yang dilakukan oleh Sultan Abdurrahman dalam membangun Sumenep untuk mencapai masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Pembangunan perekonomian, sosial dan budaya dilakukannya dengan tetap mengedepankan azas musyawarah.

Sultan Abdurrahman yang berpengetahuan luas tentang sosial,  kebudayaan yang ada di Nusantara khususnya Jawa Kuno, diakuinya berjasa besar pada Raffles. Sultan Sumenep sangat giat sekali menyediakan data, informasi dan bahan-bahan lain dalam penyusunan buku The History Of Java32 sebagai adikarya Raffles. Sehingga pada waktu itu Sumenep diperlakukan khusus dan diberi dudukan tinggi seperti halnya Susuhunan Surakarta dan kesultanan Yogyakarta. Pendek kata pada jaman pemerintan Sultan Abdurrahman Sumenep mencapai puncak keemasan.
Sultan Abdurrahman dalam menghadapi politik yang disebut “ajala sotra”, yaitu sejenis taktik dan siasat untuk melawan politiknya ‘devideetimpera’pemerintah Kolonial stelsel, dari Belanda.33 Politik tersebut tidak bisa dilakukan secara tergesa- gesa, tetap secara halus dan berhati-hati, kalau tidak bisa, berbahaya pada diri sendiri.Menurut Bindara Akhmad dalam buku Lintasan Sejarah dalam sejarah Sumenep yang ditulis oleh Disbudparpora kabupaten Sumenep yang juga menurut babad Sumenep yang ditulis R. Werdisastro diceritakan, bahwa Sultan Abdurrahman mempunyai 4 orang Istri. Namun menurut cerita tutur yang berkembang beliau mempunyai banyak istri. Bahkan diantara banyak istri beliau diantaranya adalah, putri Adipati Semarang R. Suryomenggolo V, putri adipati Bone, dan putri Adreina yaitu putri dari kerajaan Belanda. Dan dari semua istri tersebut Sultan Abdurrahman dikaruniai keturunan 32 orang putra-putri. Dan diantara putra putri tersebut yang menjadi penerus Sultan Abdurrahman setelah wafat adalah putranya sendiri yaitu R. Aria Moh. Saleh.34

DARTAR PUSTAKA

Bendara Akhamad, Lintasan Sejarah Sumenep dan Asta Tinggi beserta Tokoh didalamya, Sumenep: Barokah, 2011.
H.J. Graaf, Puncak Kekuasaan Mataram, Jakarta: Grafitipress 1986.
Mien A. Rifai, Lintasan Sejarah Madura, Surabaya: Yayasan Lebbur Legga 1993.
R. Werdisatra dan R. Sastra Widjaja, Bhabhad Songennep, Balai Poestaka1921.
Reis Over Java, Madura and Bali, In Het Midden yang ditulis pada tahun 1847 M
S.  Kartodirdjo,  M.D  Poesponegoro  dan  N  Notosusanto,  Sejarah  Nasional  Indonesia  II,Jakarta: Balai Pustaka 1977.

Postingan terkait: