Asta tinggi Pemakaman para raja Sumenep



Pemakaman raja-raja Sumenep yang terletak di dataran tinggi tepatnya di Kebonagung kecamatan kota Sumenep, berdiri pada abad XVI Masehi. Asta Tinggi sendiri bukan hanya sebuah komplek makam kerajaan tetapi juga sebuah simbol kejayaan Sumenep masa lalu.
 Menurut arti Etimologi Asta tinggi sendiri merupakan makam yang tinggi. Itu berdasar dari letak makam yang berada di dataran tinggi dan penamaan Asta Tinggi sebenarnya hanya untuk mempermudah penyebutan saja. Sedangkan nilai filosofis Asta Tinggi Asta Tinggi, adalah tempat dari akhir perjalanan kehidupan manusia, setelah beberapa saat lamanya menjalankan tugas yang masing-masing kita adalah pemimpin. Dan semuanya akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT.
Di Asta Tinggi tidak hanya terdapat makam para raja namun juga makam dari keluarga -keluarga raja, sentana, dan punggawa sejak abad XVI. Yang di kenal memiliki nilai kekeramatan yang tinggi juga dikenal karena kewaliannya. Makam pertama yang ada di Asta Tinggi adalah makam dari R.Mas Pangeran Anggadipa yang merupakan seorang adipati. Makam perempuan di samping beliau adalah makam dari istri beliau yang bernama R.Ayu Mas Ireng, R.Ayu Mas Ireng sendiri adalah putri dari Panembahan Lemah Duwur. Dulu pada awalnya Asta Tinggi tidak memiliki pagar hanya rimba belantara dan batuan terjal. Untuk menghormati Pangeran Anggadipa dan istrinya Pangeran Rama yang ketika itu menjabat sebagai adipati sumenep membangun pagar hanya dengan batu-batu yang disusun rapi. Asta Tinggi sendiri memiliki dua bagian dimana bagian barat memiliki corak jawa. Di bagian timur sendiri lebih didominasi oleh corak Cina, Eropa, Arab dan Jawa. Pembangunannya sendiri berlanjut dari masa pemerintahan Panembahan Notokusumo I Asirudin dan Sultan Abdur Rahman yang tidak lain dan tidak bukan adalah putranya, dan masih berlanjut lagi di masa pemerintahan Panembahan Moh.Saleh.




Postingan terkait: